Sabtu, 28 Agustus 2010

Tips Puasa Bagi Yang Punya “Masalah” Kesehatan



Puasa dapat memberikan manfaat pada kesehatan, bahkan mampu mengendalikan berbagai penyakit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak keuntungan yang diperoleh tubuh, yang tidak didapat ketika manusia sedang tidak menjalani puasa. Puasa merupakan upaya mengembalikan kekuatan badan, meningkatkan kesehatan dan memperbarui sel-sel tubuh.
Walaupun puasa mempunyai manfaat bagi kesehatan, tidak sedikit orang merasa khawatir menjalankannya. Apalagi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan. Misalkan, maag, diabetes alias kencing manis, sakit jantung, dan lain-lain. Lalu bagaimana cara mengatasinya ?
Sakit Maag Boleh Puasa
Sakit maag merupakan gangguan pada lambung yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Gejalanya, lambung terasa perih terutama jika terlambat makan perut terasa kembung, sering bersendawa, mual, dan kadang pula diikuti muntah.
Asam lambung seringkali naik sampai ke mulut, sehingga mulut terasa asam, namun tidak selalu demikian. Pada penderita sakit maag yang parah, bahkan dapat menyebabkan pingsan. Jika sakit maag tidak segera diatasi, akan timbul gangguan kesehatan lain yang lebih parah, antara lain lambung menjadi luka yang disebut tukak lambung.
Pemicu sakit maag bisa pula dari faktor psikis atau emosional. Kesibukan yang tinggi, beban kerja meningkat membuat orang jadi stres. Kondisi ini juga dapat menyebabkan peningkatan asam lambung dan mengikis lapisan lambung (mukosa). Sehingga akhinya menimbulkan rasa perih atau sering kita sebut sakit maag.
Sekitar 80 persen penderita sakit maag (dispepsia) boleh berpuasa. Meskipun begitu kadangkala masih ada pertanyaan yang terlontar, apakah orang yang mengalami sakit maag boleh berpuasa?
Menurut Dr Ari Fahrial Syam SpPD MMB, dari Sub Bagian Gastroenterologi FKUI-RSiJPN Cipto Mangunkusumo, dalam acara “Manajemen Puasa pada Pasien Dispepsia” beberapa waktu lalu, pada prinsipnya secara umum penderita maag boleh berpuasa. Akan tetapi harus tetap diperhatikan, terutama bagi mereka yang menderita maag dengan gejala seperti berat badan turun, anemia, muntah-muntah, kuning dan terdapat massa di ulu hati.
Jika mendapatkan gejala seperti itu, sebaiknya penderita melakukan endoskopi dulu untuk mengetahui penyebab sakit maag tersebut. Sebab lanjut Dr. Ari, penderita maag dalam keadaan akut, misalnya, mengalami muntah-muntah yang hebat bahkan terjadi perdarahan saluran cerna bagian atas. Nah, dalam keadaan seperti itu, pasien tersebut tidak dianjurkan berpuasa.
Atur Strategi Makan
Ada strategi dalam pengaturan makanan sehingga tidak memperberat sakit maag. Konsep makan bagi penderita sakit maag adalah makan dengan sering dan sedikit-sedikit. Namun di saat berpuasa, upaya paling efektif adalah dengan menghindari jenis makanan di atas.
Menurut Dr Ari Fahrial Syam Sp.PD MMB, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari penderita sakit maag saat berbuka atau sahur. Jenis makanan tersebut adalah:
  1. Makanan yang mengandung banyak gas seperti lemak, sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, dan minuman bersoda.
  2. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti kopi dan minuman beralkohol.
  3. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hat ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhimya dapat meningkatkan asam lambung, seperti makanan berlemak, kue tart, serta keju.
  4. Makanan yang merusak dinding lambung seperti cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
Diabetes Boleh Puasa
Sama halnya dengan penderita maag. Penderita diabetes mellitus atau kencing manis kerap bertanya, apakah boleh berpuasa? Nah, menurut Dr. Ariswibudi, Sp.PD, dari RS Gatot Subroto, dalam media briefing “Diabetes dan Puasa”, menjalankan ibadah puasa bagi penderita diabetes melitus (DM) atau kencing manis bukan persoalan mudah. Ada kiat tersendiri agar gula darah tidak melorot saat berpuasa.
Ada syarat seorang penderita diabetes melitus (DM) bisa berpuasa, jelas Ari wibudi. Pertama, glukosa darah puasa tidak boleh lebih dari 200 mg/dl. Mengapa? Karena bila kadar glukosa. darah tinggi, tetapi tubuh tidak memiliki cadangan glikogen, maka akan mengambil dan lemak. Nah, lemak yang dibakar akan meningkatkan keasaman darah, yang pada akhirnya muncul komplikasi.
“Bagi penderita diabetes, hipoglikemi atau kekurangan kadar gala dalam darah jauh lebih berbahaya daripada hiperglikemi atau kelebihan. Karena itu, waspadai gejala khas hipoglikemi yang dapat menyebabkan ketidaksadaran bagi penderitanya seperti lemas, keringat dingin, gemetar, clan posing. Begitu mendapati gejala itu, pada pasien diminta untuk segera berbuka dengan langsung mmum yang manis atau makan gala,” katanya.
Syarat lain, adalah jika penderita DM menggunakan obat yang diminum. Penderita DM sebaiknya meminta pada dokter untuk dibuat khusus obat yang memiliki dosis paling besar bisa dikonsumsi saat berbuka. Sedangkan dosis paling kecil diminum saat bersahur.
“Mengapa dosis paling besar dikonsumsi saat berbuka, karena biasanya pasien suka lupa akan dietnya. Sehingga mereka makan lebih banyak, Itulah alasan mengapa obat-obatan sangat diperlukan saat berbuka,” tuturnya.
Makan yang Manis Dulu
Bagi penderita diabetes, Dr. Ariswibudi menyarankan makan sahur di akhir waktu dini segera konsumsi minuman manis segera saat berbuka, kurangi aktivitas fisik dan berolahraga ringan di waktu malam.
“Waktu berbuka puasa jangan makan sebanyak-banyak atau jadi tempat balas dendam. Sebaiknya, makan perlahan saja, sehingga ada waktu bagi perut untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak,” katanya.
Ditambahkannya, saat berbuka puasa penderita diabetes sebaiknya meminum teh hangat. Tujuannya, agar kalori yang masuk kedalam tubuh tidak terlalu tinggi. Kenapa? “Karena saat puasa aktivitas metabolisme tubuh berkurang. Untuk membatalkan puasa cukup dengan satu sendok gula ditambah dengan air hangat. Kemudian awali makan dengan memakan sayuran atau buah-buahan yang banyak mengandung air, seperti pepaya, belimbing, melon, semangka, kemudian baru makan nasi dengan lauk pauknya,” kata Dr. Ariswibudi.
Bagi pasien DM yang menggunakan insulin, kata dia, berpuasa agak sulit, terlebih pada pasien yang memiliki ketergantungan pada insulin. Hal itu dikarenakan cara kerja insulin bermacam-macam, ada yang lambat, sedang atau cepat, dengan jangka waktu berkisar 58 jam. Diabetes adalah penyakit ketika tubuh terlalu sedikit atau sama sekali tidak bisa memproduksi insulin.
Diabetes dapat pula terjadi karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal. Hal itu disebabkan ketidakpekaan insulin hormon yang diproduksi kelenjar pankreas untuk mengatur kadar glukosa darah. Sedikitnya produksi insulin dan tidak pekanya insulin ditandai dengan meningkatnya kadar gala darah. Karena glukosa dari makanan tertimbun di dalam darah dan tidak mengalami proses selanjutnya.
Tanda bahaya
Segeralah membatalkan puasa jika terjadi hipoglikemi. Tanda-tanda telah terjadinya hipoglikemi yang dapat diamati di antaranya adalah tampak gelisah, berkeringat dingin, bingung, gemetar, berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir dan penglihatan ganda.
Bila dibiarkan berlanjut, dapat terjadi kejang-kejang sampai penurunan kesadaran. Biasanya hipoglikemi terjadi pada sore hari, saat menjelang berbuka puasa. Sebagai makanan pembatal puasa, sebaiknya dipilih makanan atau minuman yang manis seperti sirup, buah kurma, kolak, dan sebagainya. Setelah itu, baru menyantap makanan lengkap.
Penurunan kesadaran bahkan hingga tahap koma juga dapat terjadi pada keadaan hiperglikemi yang biasanya terjadi setelah berbuka puasa. Segeralah mencari pertolongan ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat. Karena pada kondisi seperti itu diperlukan intervensi medis untuk menurunkan kadar gula darah, yang tentunya tidak dapat dilakukan oleh orang awam.
PJK Aman Puasa
Lalu, bagaimana bagi penderita penyakit jantung koroner (PJK)? Apakah penderita PJK bisa berpuasa?
Menurut Dr. M. Yamin, SpJP, dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading (RSMKKG) Jakarta, puasa aman bagi penderita penyakit jantung koroner. Perlu diketahui penyakit jantung koroner merupakan suatu keadaan penyumbatan pada pembuluh darah yang memberi makan otot jantung atau pembuluh koroner. Penyumbatan biasanya disebabkan oleh proses penimbunan lemak atau aterosklerosis. Dan, faktor yang mempermudah atau risiko penyakit jantung koroner adalah hipertensi, merokok, diabetes, kolesterol tinggi, dan kegemukan.
Oleh karena penyebab PJK adalah penimbunan lemak, maka tidak berlebihan bila penderitanya melakukan puasa. Sebab ada beberapa pengaruh puasa terhadap sistem jantung dan pembuluh darah. Pengaruh yang pertama adalah asupan lemak atau kolesterol dan karbohidrat berkurang. Sehingga perburukan proses aterosklerosis berkurang, terutama pada penderita diabetes.
Selain itu pengaruh puasa bisa pula menjadi pengontrol aspek emosi atau kecemasan, kemarahan, sehingga mengurangi lonjakan tekanan darah yang mendadak dan denyut nadi yang berlebih. Akibatnya, tentu saja mengurangi beban kerja jantung.
Tetap Konsumsi Obat
Meskipun penderita penyakit jantung koroner aman untuk berpuasa, tidak berarti masalah mengonsumsi makanan dan obat diabaikan. Kebanyakan para penderita penyakit jantung koroner memiliki kesalahpahaman dalam pola makan.
Artinya, penderita beranggapan bahwa saat buka dan sahur bisa bebas makan. Kemudian obat kolesterol tidak perlu diminum karena sudah berpuasa. Bila minum obat kolesterol maka makanan tidak perlu dijaga. Orang kurus kadar kolesterol lebih rendah daripada orang gemuk.
Sedangkan untuk mengonsumsi obat, ada beberapa kiat minum obat bagi penderita penyakit jantung koroner. Misal aspirin, sebaiknya diminum setelah berbuka puasa sebelum makan besar. Kemudian jenis obat nitrate, sebaiknya pilih golongan dengan masa kerja panjang dan dosis tunggal.
Begitu juga dengan obat penurun kolesterol, sebaiknya diminum malam hari saat berbuka puasa atau mau tidur. Sedangkan untuk obat antihipertensi yang untuk golongan diuretik (yang mengeluarkan kencing) dihindari atau diminum saat berbuka untuk mencegah dehidrasi. Untuk jenis yang lain diminum saat sahur. Jika memungkinkan mendapatkan dosis sekali sehari.
Nah, bagi Anda yang memiliki masalah kesehatan seperti di atas dan ingin tetap menjalankan kewajiban puasa di bulan suci Ramadhan ini, semoga tips di atas bermanfaat.

dokternasir.web.id
.

Tidak ada komentar: