Semut merupakan binatang yang memiliki ukuran fisik/tubuh kecil.
Semua orang pasti mengenal semut serta kebiasaan-kebiasaannya. Ada
banyak jenis semut yang hidup di dunia ini. Entah ada berapa puluh jenis
bahkan mungkin bisa ratusan atau mungkin ribuan, saya tidak tahu. Semut
biasanya tinggal di tempat-tempat yang ada sumber makanannya. Hal itu
wajar, karena jika tidak ada sumber makanan, maka mungkin mereka akan
kelaparan.
Walaupun semut memiliki ukuran fisik yang kecil, tetapi mereka bisa
memberikan pelajaran berharga bagi manusia. Seandainya kita bisa
mengerti bahasa mereka seperti Nabi Sulaiman Alaihi Salam, mungkin kita
akan tahu apa yang mereka bicarakan. Sebagai manusia yang awam, saya
mempunyai analisa sendiri tentang kebiasaan semut-semut itu. Semua ini
hanya saya sandarkan pada kebodohan dan kejahilan diri saya.
Beberapa hal yang bisa saya ambil hikmah dari kebiasaan-kebiasaan semut ini, diantaranya :
1. Semut biasanya pada saat berpapasan akan berhenti sejenak dengan kepala yang saling berdekatan.
Kebiasaan semut berhenti sejenak dalam berpapasan dan saling
mendekatkan kepalanya, ini memberikan pelajaran pada kita bahwa bertegur
sapa adalah hal yang mulia. Hendaknya kita memberikan salam kepada
siapa pun yang berpapasan dengan kita, menegur dengan suara lembut dan
memberikan senyuman dengan penuh keikhlasan. Saling mendo’akan ketika
bertemu dengan orang lain akan membuat kita berada dalam keberkahan.
Orang sunda bilang dalam kiasannya “bahasa mah henteu meuli” atau dalam
bahasa Indonesianya “bahasa itu enggak beli” alias gratis. Jadi apa yang
membuat diri kita susah untuk bertegur sapa atau hanya sekedar
mengucapkan salam dengan orang yang berpapasan dengan kita?
2. Biasanya semut berjalan pada arah yang sejalan atau sepertinya punya jalur khusus untuk rute perjalanannya.
Kebiasaan semut berjalan pada jalurnya, mungkin hal ini sebagai
isyarat bagi kita agar selalu berjalan pada arah yang telah ditentukan.
Jalan ini tentu saja jalan kebenaran sebagai jalur hidup kita. Jika kita
keluar jalur, hal ini akan membuat diri kita salah jalan yang akhirnya
tidak tahu kemana arah kita sesungguhnya. Tetapi dengan jalur yang
benar, maka akan membuat kita sampai pada tujuan dengan selamat. Tapi
siapakah yang memberi jalan semut-semut tersebut, apakah sang raja semut
atau siapa? Yang pasti bahwa pemberi jalan buat manusia hanyalah Allah
Ta’ala.
3. Pada saat salah satu semut menemukan makanan, secara otomatis teman-temannya berdatangan dengan cepatnya.
Kita sering melihat jika ada makanan yang berserakan maupun makanan
yang tersimpan rapi. Maka, jika ada satu semut menemukannya, maka
pasukannya akan segera berdatangan. Lalu bagaimana semut-semut itu
tiba-tiba berdatangan dengan cepatnya. Kita tidak mengetahui bagaimana
itu terjadi, apakah dengan bahasanya mereka menyuarakan bahwa ada
makanan atau bagaimana? Allahu ‘Alam.
Apapun yang terjadi kepada mereka kita tidaklah mengetahuinya, yang
penting ada satu pelajaran berharga yang bisa kita sikapi. Pada saat
satu semut menemukan makanan, maka yang lainnya datang. Hal ini memberi
pelajaran kepada kita, seandainya kita punya makanan, alangkah baiknya
kalau tetangga dan sanak saudara kita juga ikut kebagian menikmatinya.
Kita tidak boleh berbuat kikir sehingga tetangga kita kelaparan.
Janganlah kita memakan sendiri apa yang kita dapat melainkan untuk bisa
saling berbagi, saling memberi dan saling membahagiakan.
4. Kebiasaan semut membawa makanan ke sarangnya pada saat menemukan makanan.
Salah satu kebiasaan unik lainnya adalah membawa makanan ke
sarangnya. Terkadang makanan yang besar ia bawa secara gotong royong
sampai ke sarangnya. Dan untuk makanan yang kecil, mereka bawa
sendiri-sendiri ke sarangnya tanpa mampir dulu di jalan untuk
menikmatinya sendiri terlebih dahulu. Ada banyak pelajaran yang bisa
kita ambil dari kebiasaan semut yang satu ini.
Pertama, sifat kegotong royongan mereka yang begitu tinggi.
dimana ada pekerjaan yang besar dan menyangkut kepentingan bersama,
mereka bahu membahu melakukannya dengan tidak mengenal lelah. Mereka
tetap membawa makanan berharga itu walaupun mungkin perutnya lapar.
Mungkin mereka pikir akan terasa indah bila bisa menikmatinya
bersama-sama dalam sarangnya.
Kedua, sifat kesetiakawanan mereka yang luar biasa, ketika
ada yang memerlukan bantuan mereka dengan cepat membantu rekannya yang
sedang ditimpa kesusahan, yaitu pada saat menanggung beban berat. Mereka
tidak duduk manis sambil menonton temannya berjuang keras dalam
menghadapi permasalahannya. Begitu juga dengan kita, hendaknya dapat
merasakan apa yang orang lain rasakan. Sehingga kita tidak berbuat
semena-mena terhadap orang lain dan senantiasa kita selalu menjaga sikap
kesetiakawanan kita.
Ketiga, sifat kejujuran yang mereka tanamkan, makanan kecil
yang ia bawa, bisa saja ia bawa lari sendiri dan menikmatinya sendiri.
Akan tetapi kita sering melihat mereka tetap membawa makanan kecil
secara teratur ke sarangnya. Hikmah yang bisa ambil dari hal ini adalah
kita seharusnya bersikap jujur pada saat kita dititipi amanah. Jangan
menguranginya apalagi tidak menyampaikannya.
Keempat, belas kasihan diantara sesama mereka, apa yang
mereka bawa mungkin saja ada semut yang sedang sakit sehingga memerlukan
makanan atau ada semut-semut kecil yang baru tumbuh dan menginginkan
makanan untuk pertumbuhannya. Begitupun dengan manusia, apabila ada
Saudara kita yang kelaparan, maka selayaknyalah kita memberikan apapun
yang kita punya agar rasa lapar mereka hilang.
Kelima, persembahan untuk sang Raja, kita tidak tahu apakah
mereka melakukan hal itu (membawa makanan ke sarangnya) karena ingin
mempersembahkan makanan tersebut pada sang Raja atau bagaimana. Kalaupun
ia, maka disinilah mereka memberikan pelajaran pada kita bahwa kita
harus mempersembahkan yang terbaik pada Sang Khalik. Persembahan kita
kepada Sang Khalik, tentunya bukan dengan memberikan makanan atau apa
pun, karena Sang Khalik tidak memerlukan makanan dan minuman, melainkan
kita dapat mensyukuri nikmat-Nya dengan cara bersedekah dan beramal
jariyah. Allahu ‘Alam bi Showab.
5. Ketika kita mengganggu semut, maka mereka akan menggigit bahkan menyengat kita.
Ada hikmah yang bisa kita ambil dari kebiasaan semut seperti ini.
Pelajaran untuk tidak mengganggu orang lain terlebih orang yang tidak
memiliki kuasa, baik itu miskin, cacat, jelek atau pun ketidak
sempurnaan yang lainnya. Jika kita menggaggu bahkan menyakiti mereka,
sesungguhnya doa mereka termasuk doa yang cepat dikabulkan, yaitu
orang-orang yang teraniaya akibat perilaku buruk kita pada mereka.
Pelajaran lain pada kebiasaan ini adalah mereka membalas perilaku buruk
kita pada mereka dengan bereaksi langsung. Hal ini tentunya bukan
berarti kita harus membalas apa yang telah mereka perbuat terhadap kita.
Semut disini memberikan gambaran bahwa mereka pun bisa mengingatkan
manusia pada saat manusia mengganggu dirinya, dengan menggigit atau
menyengatnya. Ini memberikan gambaran pada kita bahwa orang-orang kecil
ini bisa menyengat atau pun menghancurkan orang-orang yang telah
menganiayanya dengan doanya yang makbul.
Apa yang saya tulis, hanyalah tulisan yang didasari oleh persepsi
seorang yang bodoh dan awam terhadap agama dan tentunya sebagai manusia
yang hanya bisa menebak apa yang mereka perbuat, karena kita tidak
diberikan kemampuan untuk mengerti bahasa mereka. Jika perkataan saya
benar, hal itu semata-mata dari Allah sebagai pemilik mutlak kebenaran,
dan jika perkataan saya salah, maka hal itu semata-mata karena
kekurangan dan kobodohan saya. Paling tidak kita bisa mendapatkan
pencerahan bagaimana cara bersikap dan bertingkah laku terhadap sesama
manusia. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita menjadi orang-orang yang
beruntung, Amin.
Arsip : maknahidup.blogdetik.com